Senin, 18 April 2011

Monumen Trikora Jayawijaya

Keberadaan sebuah monumen sesungguhnya merupakan tanda untuk memperingati suatu peristiwa penting di masa lalu. Karena itu monumen atau tugu selalu berkaitan dengan sejarah kehidupan suatu bangsa. Demikian pula keberadaan Monumen Jayawijaya atau yang populer disebut tugu trikora yang dibangun di kota Salakan kabupaten Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi Tengah, yakni memperingati peristiwa penting tentang kisah perebutan Irian Barat.
Sayangnya hingga kini tak banyak masyarakat yang tahu tentang keberadaan dan sejarah Monumen Jayawijaya ini. Bahkan masyarakat di Kabupaten Banggai Kepulauan sendiri maupun di Sulawesi Tengah banyak yang tidak mengetahui mengenai makna dan tujuan dibangunnya monumen tersebut.

Momumen jayawijaya adalah Sebuah tugu berbentuk segi tiga yang berdiri di kaki bukit di bawahnya ada sebuah halaman kecil berteras untuk tempat mengenang dan menghidmati peristiwa-peristiwa masa lalu. Tugu ini dibangun diatas bukit di kota Salakan persis menghadap ke teluk Ambelang, dari sini bisa melihat ke arah perairan banggai. Di atas bagian depan tugu tertulis untaian kalimat yang ditandatangani Presiden Soeharto.

Sejarah Indonesia mencatat bahwasanya di lokasi ini atau persisinya di perairan Teluk Bakalan Pulau Peling Kabupaten Banggai Kepulauan terjadi peristiwa penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Hampir seluruh kekuatan pasukan bersenjata yang dimiliki Republik Indonesia pada tahun 1962 di pusatkan di perairan Teluk Bakalan ini dalam angka persiapan untuk membebaskan wilayah Irian Barat.

Di tempat ini pernah dijadikan pemusatan kekuatan terbesar dalam sejarah TNI dalam rangka melaksanakan tugas Operasi Jayawijaya Trikora yang menjadi bagian dari Komando Mandala yang dipimpin Mayjen Soeharto yang kemudian hari menjadi Presiden RI.


Sumber : visitsulteng.com

Makam Raja Mandapar

Makam Raja Mandapar merupakan salah satu objek wisata sejarah di Kota Banggai. Raja Mendapar dikenal sebagai Raja Banggai pertama yang dilantik pada tahun 1600 M oleh Sultan Said Berkad Syam dari Kerajaan Ternate dengan gelar Mumbu Doi Godong. Raja Mandapar adalah putera dari pasangan panglima perang Kesultanan Ternate, Adi Cokro, dan seorang putri Portugis. Ayahnya merupakan tokoh yang berjasa menyatukan wilayah Kepulauan Banggai dengan Daratan.

Raja Mandapar wafat dan dimakamkan pada tahun 1625 atau setelah 25 tahun berkuasa. Makamnya tergolong sederhana, yanitu hanya terbuat dari timbunan batu-batuan dengan bangunan rumah pelindung di atasnya. Meski demikian, makam ini ramai dukunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara (wisman), karena Raja Mendapar adalah seorang raja yang sangat terkenal.

Letak makam Raja Mandapar cukup strategis, yaitu berada di dataran tinggi. Dari makam, para pengunjung dapat menyaksikan keindahan alam Teluk Banggai yang sangat mempesona. Dari tempat yang sama, pengunjung juga dapat melihat para nelayan hilir mudik mencari ikan menggunakan perahu tradisioanl. Rumah-rumah suku Bajo yang berjejer di atas laut juga menjadi pemandangan yang menarik.
Tidak jauh dari makam terdapat pasar tradisional Banggai. Disana, para wisatawan dapat membeli oleh-oleh khas Banggai.

Makam Raja Mandapar terletak di Kelurahan Lompio, Kecamatan Banggai, Kebupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
Dari Kota Banggai menuju lokasi makam, dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum, baik roda empat maupun roda dua (ojek). Pengunjung tidak dipungut biaya masuk alias gratis. Selain itu, tidak jauh dari lokasi wisata, tepatnya di Jalan Masanda Kelurahan Lompio, terdapat beberapa losmen yang sangat nyaman untuk tempat beristirahat.


Sumber foto: disparbud.sulteng.go.id

Banggai Cardinal Fish

Pterapogon kauderni (Banggai Cardinal Fish), adalah species ikan endemik dengan penyebaran alami terbatas di perairan Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah) dan sekitarnya yang diperdagangkan sebagai ikan hias.  Karakteristik biologi dan ekologi P.kauderni membuat species tersebut mudah terancam punah.  Hasil penelitian umumnya menunjuk bahwa tingkat dan pola pemanfaatan tidak sustainable, dan mendorong gerakan internasional untuk pelestarian P.kauderni.  Salah satu upaya potensial adalah pengembangan budidaya P.kauderni in-situ, yaitu pada lingkungan alaminya.

Selasa, 12 April 2011

Banggai Kepulauan

Kabupaten Banggai Kepulauan adalah salah satu kabupaten yang terdapat di provinsi Sulawesi Tengah dan beribukota di Salakan, Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.160,46 km (darat) dan 18.828,10 km (laut), banggai Kepulauan berbatasan langsung dengan Teluk Tomini di sebelah utara, Teluk Tolo di sebelah selatan, Selat Peling di sebelah barat, serta Laut Maluku di sebelah timur. Jumlah Penduduk Banggai Kepulauan (Bangkep) sebanyak 158.617 jiwa (2009). Secara administratif, Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari 19 kecamatan, 6 kelurahan dan 187 desa yang terdiri atas 342 pulau dengan 5 pulau sedang yakni Pulau Peleng (luas 2.340 km²), Pulau Banggai (268 km²), Pulau Bangkurung (145 km²), Pulau Salue Besar (84 km²), Pulau Labobo (80 km²) dan 337 pulau-pulau kecil. Panjang pantai 1.714,218 Km.
 
Banggai Kepulauan terdiri dari gugusan atau rangkaian pulau-pulau berukuran sedang dan kecil sejumlah 121, lima diantaranya berukuran sedang, sisanya kecil-kecil bahkan ada yang berwujud batu karang, mencuat ke permukaan. Laut yang mengelilinginya merajut tebaran pulau itu menjadi satu gugusan yang disebut Banggai Kepulauan. Luas hamparan laut di wilayah ini lima kali lipat dibandingkan dengan luas daratannya.
Kabupaten ini sebelumnya merupakan kesatuan wilayah dengan Kabupaten Banggai. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 51 Tahun 1999 menetapkan pulau-pulau di tengah lautan tersebut menjadi daerah otonom Banggai Kepulauan, sementara kabupaten induk tetap disebut Kabupaten Banggai dan pemekarannya disebut Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep).
 
Sebagai wilayah kepulauan, laut menjadi sektor utama yang selalu dan harus digeluti. Pasalnya, di sanalah terdapat potensi dan kekayaan alam yang pantas diolah dan diusahakan sebagai penopang kehidupan penduduk Bangkep. Laut yang bagi banyak orang terkesan menakutkan bagi kabupaten ini merupakan harapan. Dar sektor kelautan tahun 2002 ditangkap 11.487 ton ikan. Jika dirupiahkan, nilainya Rp 31,6 miliar. Ini belum transaksi atau tangkapan yang tidak tercatat.
Ikan kerapu hidup merupakan primadona tangkapan nelayan. Harga dari nelayan ke penampung berkisar Rp 60.000 hingga Rp 120.000 per kilogram, tergantung jenis ikan. Kerapu macan lebih murah daripada kerapu tikus, dan yang termahal ikan napoleon. Di tangan pedagang, harganya Rp 300.000 per ekor. Kontribusi perikanan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Bangkep tahun 2002 tercatat Rp 33,3 miliar, atau sekitar 6,8 persen dari total kegiatan ekonomi Rp 491,4 miliar. Perkebunan menyumbang 19,4 persen dan tanaman bahan pangan 18,5 persen. Sektor pertanian khususnya perkebunan juga sangat berpotensi, Andalan perkebunan wilayah ini adalah kelapa, cengkeh, kakao, dan jambu mete, serta buah-buahan seperti langsat, durian dan manggis.
Dengan wilayah gografis kepulauan dan laut yang luas, Wilayah Bangkep kaya akan keindahan laut, pantai, dan pulau-pulau kecil yang memesona. Ini tentunya memiliki potensi untuk pengembangan wisata bahari.

Sumber: http://ediwicak.co.cc/

Sabtu, 09 April 2011

Kita Montolutus

"Kita Montolutus adalah blog komunitas yang dibangun atas dasar montolutusan sebagai sarana untuk berbagi informasi yang berkaitan dengan hal-hal kedaerahan Kab. Banggai Kepulauan serta untuk menjalin komunikasi kita sebagai putra daerah yang berlandaskan montolutusan."

Definisi di atas merupakan inisiatif pribadi saya melihat kurang adanya media komunitas anak-anak Banggai Kepulauan yang berbasis blog. Saya pikir ini adalah salah satu media yang sangat tepat untuk menjalin hubungan persaudaraan diantara kita dan juga media untuk menyuarakan aspirasi sebagai putra daerah mengingat internet adalah salah satu media yang memiliki jangkauan yang tak terbatas untuk mempersatukan kita semua tidak perduli anda berada dibelahan bumi mana (asalkan ada jaringan internet). Dan seperti kita tahu bersama bahwa daerah kita dewasa ini sudah mengalami kemajuan yang signifikan termasuk teknologi internet.

Saya sangat mengharapkan kontribusi positif berupa kritik dan saran dari teman-teman sedaerah terhadap apa yang saya maksudkan di atas. Silahkan saja berikan komentar anda di bagian bawah tulisan ini.

Salam Montolutusan..

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms